Sabtu, 24 Agustus 2013

Mimpi anak atau prestise om-tante?

Bener-bener basah sekali hari ini... (read : keringetan), sang surya bener-bener menunjukkan sengatnya, sama sih seperti kemarin-kemarin, kota Medan memang selalu basahhhhhhh...
Panas, sedikit macet, nyetir sendirian...bisa ditebak salah satu hal yang paling mungkin terjadi adalah..... ngelamun :p
Teringat bahasan waktu makan siang tadi, fakultas kedokteran swasta tempat teman saya mengajar menerima sekitar 300 orang calon mahasiswa... banyak bener yakkk? Ditambah kejadian pagi tadi, saya ditugaskan untuk pemeriksaan kesehatan calon mahasiswa kedokteran di tpt saya menguli, dari obrolan singkat dengan salah satu calon mahasiswa dia bahkan  rela ninggalin fakultas lain hasil lulus ujian SPMB karena bukan lulus di fakultas kedokteran... uwowwwww!!!!!!!

Meskipun saya berstatuskan dosen di fakultas kedokteran swasta, yang harusnya seneng kalau kuota setiap tahun full, sebenernya saya bertanya-tanya, KENAPA BEGITU BANYAK ORANG PENGEN JADI DOKTER? Khususnya di Medan ini, terbukti ada 6 univ swasta yang buka fak. kedokteran. Pertanyaan kedua saya, SETELAH LULUS NANTI TUH DOKTER-DOKTER BAKALAN 'DILEMPAR' KE MANA AJA YAA?
***
6 tahun kurang lebih waktu yang saya butuhkan untuk memiliki gelar -dr- di depan nama saya, bukan langkah yang mudah, bahkan terbilang sangat berat dengan perubahan sistem pendidikan kedokteran yang berjudul "PBL berdarah" itu --". Derai tangis, pertumpahan darah, jatuh bangun mengiringi langkah perjuangan saya *halahhhhhh lebayyyyy ;p*
Dannn......
Setelah saya jadi dokter, kok rasanya biasa aja, ga segreget waktu gelar -dr- itu masih dinanti-nantikan, termasuk dalam hal fee, percaya deh, biasa-biasa aja kok, suerrrrrrrrrr.
***
Banyak bgt orang tua yang ingin anaknya menjadi dokter, dan lebih parahnya anak-anak yang tak punya mimpi, arah dan tujuan juga ga kalah banyaknya, jadi klop sekali kondisi ini bukan? Bonyoknya mupeng anak jadi dokter, anaknya sabodo teuing mw jadi apa, ngikut aja. Ada juga yang karena bonyok dua-duanya dokter, si anak merasa ga punya pilihan lain, mau jadi apa lagi kalau ga dokter? Tapi yang lebih tragis adalah si anak pengen jadi astronot ke bulan, si emak kepingin anaknya di bumi aja jadi dokter, trs maksain lagi, kalau ga dipecat jadi anak --"

Entah apa yang menjadi incaran dari profesi ini? Materi paling mungkin kayaknya ya, prestise juga bisa, atau meneruskan praktek yang dirintis orang tua, sepertinya bisa juga jadi pilihan. Kalau alasannya ingin membantu orang-orang yang miskin yang sedang sakit dan memajukan kesehatan masyarakat Republik Indonesia? busetttttt da ahhh, kayaknya hampir ga mungkin ada cita-cita seluhur itu di sanubari anak-anak Indonesa zaman skrg ini *maap klo sdkt sarkasme*. Saya tak ingin men-judge siapapun, setiap orang tua punya hak menggunakan rupiahnya untuk menyekolahkan anaknya dimana aja, untuk tujuan apa saja, dan dengan harapan sebesar lautan. Tapi.....

Dear, om-tante, yang berstatuskan orang tua dengan mimpi yang besar untuk anak-anaknya.... sebelumnya bukan bermaksud menggurui atau kepo dengan urusan orang lain. Seorang anak akan menjadi besar bahkan bisa jadi lebih besar dari yang om-tante bayangkan tidak hanya dengan jalur menjadi dokter saja. Anak bukan 'sesuatu' yang dititipkan Tuhan untuk menjadi prestise buat orang tuanya. Kebanyakan orang tua membangun pola pikir anaknya dengan hal yang paling membunuh ini, yaitu 'prestise'. Secara ga sadar....atau lebih parahnya dengan kesadaran penuh, seorang ibu mengajarkan kepada anaknya untuk membangun prestise dalam dirinya sejak dini. Membelikan gadget terbaru, memasukkan anak di tempat-tempat les yang sedang hits tapi ga pake nanya ke anak dulu, membiasakan anak menjadi sosok fashionista sejati, termasuk mengizinkan anak mengikuti tren terkini. Hal ini masih akan berlanjut, sampai memilihkan masa depan untuk si anak. "jadi dokter itu banyak duitnya, lihat dokter itu, kaya kan? makanya kamu jadi dokter." Ulalala... tau ga om-tante, berapa rupiah seorang dokter umum digaji untuk sebuah jaga malam yang 'membunuh' di UGD? Saya ga sanggup menyebutkan angkanya, tapi yakinlah tak semutahir yang om-tante bayangkan.

Setiap anak dibentuk dengan kemampuannya sendiri-sendiri komplit dengan berkatnya masing-masing.
--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (Mzm 127:2)
Takut akan Tuhan,kejujuran, tanggung jawab,kerja keras inilah yang harusnya dimodali orang tua kepada anak-anaknya. Memberi pandangan yang membangun, mengarahkan dan mengingatkan, saya rasa itu peranan utama om-tante, setelah itu lepaskan dia memilih jalan hidupnya, mimpi-mimpinya, dan percayalah berkat akan mengalir dalam hidupnya. Berkat ga harus melulu diukur dengan takaran rupiah, emas, mobil, rumah, apalagi harus setara dengan yang om-tante punya sekarang. Suatu sata, bila om-tante melihat dia berguna buat orang di sekitarnya, tidak merugikan siapapun justru membangun orang lain, ituu berkat yang sudah terlebih dari apapun.

Dear anak-anaknya om dan tante....
Belajarlah bermimpi seperti ini "suatu saat nanti, aku harus bisa berpijak di atas kakiku sendiri". dan untuk mengejar mimpi ini, kamu harus mempunyai modal yang cukup. Modal itu ga kamu dapat dari gadget terbarumu, uang jajanmu, mobilmu, teman-teman sekelas sosialmu, bahkan ortumu. Kamu memang anaknya om-tante, sebesar apapun nama om-tante, suatu saat nanti mau ga mau kamu harus hidup sendiri, yang tinggal hanya bayang-bayang nama besar om-tante. Yang namanya bayang-bayang akan hilang seiring dengan terbenamnya matahari, tidak ada yang kekal. Modal itu kamu dapat dan bangun sejak saat ini, kenali dirimu, talentamu, limit kemampuanmu, berhenti masa bodoh dan ikut-ikutan. Setelah itu bangun mimpimu...kamu bisa bermimpi jadi apa saja, ga harus sama dengan om-tante, 'apa saja' yang berarti seseorang yang berguna buat penciptamu dan sekitarmu, bukan kantongmu atau tempat parkir dirumahmu. Prestise bukan yang utama, itu hanya bagian dari bonus kerja kerasmu.

 


Jumat, 23 Agustus 2013

Katahati seorang wanita batak...

Butuh keberanian sedikit di atas rata-rata untuk menuliskan hal yang satu ini, bener-bener banyak pertimbangan, terutama takut dihujat handai taulan, teman, kerabat, sejawat, bahkan nenek moyang.. *oppung...i'm so sorry*
Karena itu izinkan saya meminta maaf terlebih dahulu bila setelah membacanya ada hati yang tak berkenan,sebel,marah,dendam dan rasa-rasa lainnya yang kurang mengenakkan
Apa yang tertulis di bawah ini hanya sebuah unek-unek yang sudah tersimpan lama di sanubari pemilik blog ini, ga ada maksud apapun, suerrrrrrrr, tujuannya murni -just for sharing-

Seorang teman pernah bertanya pada saya, "Apa hal yang belum bisa kamu syukuri sampai saat ini?"
Jawab saya, "Menjadi wanita batak!"

-----------------------

Pada suatu hari di hiruk pikuknya UGD waktu masa-masa koass belia, seorang teman sejawat saya berkata "Ver, tuh pasien lu yang pegang yah, batak, males gua!"
Coba tebak, hal apa yang pertama kali saya lakukan sebelum berhadapan dengan tuh pasien. Bukan nyari stetoskop atau tensimeter, tapi nyembunyiin name tag saya, mengingat full name saya yang aduhai bataknya, yang kalau dibaca dari berbagai sudut pandang udah dapat dipastikan pasti orang yang punya adalah BATAK tulen. Untung kebetulan saya punya tampang yang lebih kejawa-jawaan (*ehemmmm), jadi penyamaran saya sebagai wanita non-batak bisa berjalan mulus. Kenapa harus segitunya sih ver? Yah karena zaman itu pasien batak terkenal paling rewel, galak, rese, dan kalau tau dokter muda yang megang adalah batak cumaa ada 2 hal yang bakal terjadi dalam hidup lu. Pertama, lu bakal dipanggilin trs, smpk mw be-ol juga yang dicariin pasti elu. Kedua, lu bakal ditawarin pria batak lain atau emak batak lain, bisa sodaranya ato mungkin dy sendiri yg kepinginnnnnnnnnnn bgttttttttt punya mantu dokter. Kebayang kan sekarang? uda ngerti kan kenapa harus 'segitunya'!

---------------------
Semoga 2 preambul di atas bisa memberi jalan kemana arah cerita selanjutnya :p...
---------------------
Apa, bagaimana, mengapa hal ini bisa terjadi?
Saya akan mencoba menjelaskannya dalam beberapa point penting.

Menurutku,
Orang batak itu RIBET, ribet dalam segala hal. Mau acara lahiran, syukuran, nikahan, bahkan yang udah jadi tulang di bawah tanah sana juga bisa diribetin. 
* Acara lahiran : habis makan, masuk sesi mandok hatta (def : mberikan seratus-duaratus patah kata untuk yg beracara), sesi yang paling mengusik sanubari saya, kenapa? karena semua yang dituakan bakalan disuruh ngomong, dan udah bisa ditebak, yang disampekin itu mirip-mirip. berikut daftarnya yang telah diindonesiakan : "Semoga jadi anak yang baik, pinter, taat sama orang tua,sehat, panjang umur...."
Bisa kayaknya yah diwakilkan oleh beberapa kerabat dekat aja, jadi bisa pulang cepet, bobo siang, dan kakipun ga kesemutan lama-lama bersila dilantai.
Hal yang ga kalah mengusiknya, nama anak kalau bisa harus ada nuansa bataknya, mertua-mantu, atau emak-anak, bisa ribut karena nama. Nama uda 5 meter juga, klo nama dari si oppung belum masuk, dipaksain masuk. Berikut daftar nama batak yang hampir wajib : "Parulian, pardamean,parsaoran,parlindungan...dan par-par yang lain"
Apalah arti sebuah nama hai kawan.... taukah opung aku pernah takut ga lulus EBTANAS waktu SD karena namaku ga cukup di kotak-kotaknya --"
*Acara nikahan : yang namanya pengantin wanita batak, jam 3 pagi harus uda ready di salon, karena acara udah start 7 am till- semua ulos selesai dikalungkan. Siksaan? iyah banget, lengkap dengan camisol yang super ketat yang nyesekin bangetbanget. Belum lagi kalau duduk di belakang dengerin si inang-inang dengan celotehnya "pengantinnya terlalu banyak senyum, pengantinnya kayak judes ya, ga mau senyum, sanggulnya jelek yah, ihhh...perhiasannya kok yang murah-murah padahal kerjanya hebat, wahh....sombong bgt perhiasaan gede-gede gtu, minjem kali yakk? songketnya miring gtu, ketinggian yah cewenya, kok mau yah co nya padahal cenya cuma tamat sma,..........."
Hellooooo....apa-apa kok kyknya salah ya, yang ga urusan diurusi, yah bokk didoakeun pangantinnya biar langgeng, bukan diomongin gtu. RIBET!!!

Belum lagi bumbu-bumbu yang lain..
Sanggul itu ga bole sembarangan modelnya, tergantung posisi di adat
Kudu kayak ondel-ondel, perhiasan segede-gede gaban
Kalau udah nikah, artinya jam terbang di adat harus ditingkatkan kalau ga mw didepak dari pergaulan
Hari jumat-minggu bukan buat weekend, banyak list-to-do, undangan-partangiangan
Kalau ketemu orang-orang, ga cukup manggil om-tante, kudu belajar partuturan (def : panggilan sebelum nama yang diketahui dengan menarik-narik garis keturunan, contoh soal : nantulang, amangboru, maktua)
Gopek aja bisa panjang masalahnya kalau di adat
Harus bisa mandok hatta
Sigap dan cekatan kalau harus bantu-bantu di acara adat, kalau ga mw direpetin
------------------

Demikian unek-unek seorang wanita batak yang hidup pada zaman modern...








Kamis, 22 Agustus 2013

You are....different

-You are absolutely, extremely, unbelievably different-

Aku terlahir dari ras batak murni bgt bgt, dibesarkan secara konvensional *menurutku*, dididik dengan adat yang keras, hari-hariku dikelilingi dengan jiwa kolerik-melankolis-sanguinis, hingga aku tumbuh besar dan bugar seperti ini...dan AKU BERBEDA.
Kata-kata 'aku berbeda' ini perlu dicaps lock dan dibolt, karena mempunyai arti penting sekali beberapa dasawarsa belakangan ini...

Kalau anak perempuan sukanya dirumah aja, deket emak-bapak, kuliah yang deket2 aja, kalau bisa yang cepet2 aja....Aku lebih suka jauh dari rumah, ga peduli sejauh apa, bukan karena ga sayang bonyok, tapi karena aku punya mimpi, apapun ceritanya mimpi itu harus kukejar. Mimpi untuk mendapat pendidikan yang lebih baik, mimpi bertemu banyak orang-orang pinter, mimpi untuk menjadi diriku sendiri....cuma 3 mimpi ini yang pengen kuraih waktu itu.... dan aku berhasil mencapainya.
*Maaf, aku harus BERBEDA,ma...

Habis tamat orang dikota ini senengnya ngejar seragam coklat/ijo/or apapun yg berbau PN*, ga peduli mau jual tanah nenek moyang harta warisan yang penting bisa keterima. Pokoknya itu kerjaan yang paling menjamin hidup, paling oks, paling dan terpaling.... Apa kata orang? Yahhh ada tunjangan hari tua, yahh kerjanya santai, yahhh banyak toleransi jam kerja...
Dan...apa kata saya? Tunjangan hari tua uda aku simpan dari sekarang, mungkin aku bisa punya yang lebih besar nanti, ga mesti pake seragam itu kan? Aku juga kerjanya santai, ga gimana2 bgt, tapi ga suka juga gajibut. Toleransi jam kerja? ga usah kerja aja sekalian kalau mikirnya toleransi mulu.
Bukan menyalahkan jalur pekerjaan jenis ini, sebenernya bagus kalau bisa lolos, kalau ga, yah ga usah smpk jual harta gono-gini kan? ga make senses buat sarjana2, pikiran kok cuma sepetak sawah luasnya. 
Buatku berkat dan rezeki ga cuma dari situ. Buatku, lakukan aja bagianmu, urusan rezeki ga usah takut, yang di atas ga seteledor itu sampai membiarkan kamu kelaparan apalagi sampek ga bisa beli zara keluaran terbaru :p. 
*Maaf, aku belum memakai seragam itu ya ma, aku BERBEDA...

Kalau zaman sekarang apa-apa dijadiin trend, dunia lagi heboh apa, orang-orang pada ngikut, khususnya kaum hawa nih korbannya. lagi ngetrend tas plastik, harus punya, lg ngetrend gadget itu, kudu punya, lg ngetrend sekolahin anak disini harus ngikut, lagi ngetrend pamer2 harta kekayaan, ga mw ketinggalan juga, lg ngetrendnya ngopi,ikut ngopi walaupun sebenernya sukanya teh...pokoknya apa yang ada harus diikutin...
Astaganaga...ga gitu juga deycheeeee....
Buatku, kamu ga harus punya kalau mmg ga butuh, ga perlu jungkir balik buat eksis di kancah dunia ini, ga eksis itu bukan harga mati. Rendah sekali kalau kamu cuma merasa berharga hanya dengan sebuah keeksissan..
*Maaf temans, aku BERBEDA
 
Kalau yang bermarga yah harus sama yang bermarga, kalau yang bermata sipit ga bole sama yang berkulit sawo mateng... Absolutely big no no
Bahagia-ga nya kamu, bukan karena marga, bukan karena mata, bukan karena kulit, apalagi harta...
Buatku simpel...selama dy adalah jawaban doamu, kamu akan bahagia apapun badai yang ada di depan, mau ga pake marga, mau yang item pekat, mau se-RT ga setujuh, maju terossssssss, May God bless u..
Buatku ga bermarga itu hidup akan lebih simpel, karena ga harus ikut kegiatan wajib partangiangan dan sejenisnya, ga harus ketemu inang2 di adat, ga harus pake kebaya+camisol yg aduhai nyesekin bgt, ga harus pinter mandok hatta. Hidupmu bisa jauh lebih simpel *maaf kalau agak mensugesti*
*Ma, kali ini aku dah berusaha buat ga BERBEDA

BERBEDA itu....
Tetep bilang gak, wlopun se-RT udah bilang "kamu cantik pake baju itu, itu lagi hits bgt loh", pdhl kamu ga nyaman
Ga maksa makan sushi kalau perutnya cocoknya sama tempe
Tetep ambil jurusan manajemen, meski bonyok dua-duanya dokter. "Ini hidup gue, bukan nyokap gue!"
Tutup mata trs kabur meskipun temen2 wanitamu heboh dengan garage sale zara, mango, hermes, dan teman2nya. "Budget nya uda tutup buat belanja!"
So...
BERBEDA itu ga pernah salah, kamu ga harus selalu sama dengan dunia di sekitarmu...
Cobalah berbuat sesuatu yang BERBEDA sesuai dengan kata hatimu, kamu akan lihat hasil yang berbeda, tidak menjamin akan lebih baik atau lebih buruk, tapi ada kepuasan, kelegaan, kebahagiaan di dalamnya
Dan...aku rasa itu sudah lebih dari cukup!

Tell the world you're one-of-a-kind creation. Tell the world that you're different

Selasa, 13 Agustus 2013

T I G A K A T A

Kelembutan, kasih, kuat.... tiga kata yang manggambarkan hatimu
Tiga kata yang menopangku kuat bertahan hingga satu tahun enam bulan kita saling mengenal
Sedih, kecewa, takut... tiga kata yang terus memberondong selama kita memutuskan melangkah bersama
Tidak ada yang mudah sayang...
Jarak...
Restu...
Pekerjaan...
Tiga kata juga yang menjadi beban terberat selama aku belajar mencintaimu

Aku bersyukur memilikimu...
Aku bangga menyayangimu...
Bukan rupamu yang menawan hatiku, tetapi hatimu
Cuma kamu yang mampu menghibur disaat seharusnya kamu yang menangis
Cuma kamu yang mampu tersenyum disaat hinaan dengan keras diarahkan kepadamu
Cuma kamu yang mampu bertahan saat sekelilingmu mencercamu
Cuma kamu yang tetap merindu disaat amarah memuncak
Cuma kamu yang mampu membuatku memilihmu untuk mendampingiku menghabiskan hidupku 
Cuma kamu yang mampu membuatku mengucapkan 'ya'
Cuma kamu yang mampu membuatku bersimpuh dalam tiap waktu doaku
Cuma kamu...

Sayang...
Aku masih disini, akan terus menunggumu, menunggu saat kita bertemu lagi...
Kalaupun nanti masih seperti saat-saat yang lalu, percayalah sayang...aku masih kuat
Kita lalui waktu-waktu ini dengan jarak ribuan kilometer yang memisahkan, tapi aku tak pernah merasa cukup jauh, karena kamu, wajahmu, senyummu, matamu selalu dekat dengan pikiranku dan doa-doaku

Sayang...
Sekarang...tidak ada lagi yang terlalu berat, karena bersamamu aku menemukan damai sejahteraku, cintaku, dan masa depanku

Sayang...
I love you... tiga kata ini akan tetap dan masih akan terucap untukmu


                             Ve on Ve